Apa itu Perjanjian Zaragoza? Artikel ini membahas latar belakang, isi utama, serta dampaknya bagi perdagangan rempah dan Indonesia

Perjanjian Zaragoza atau Treaty of Zaragoza merupakan salah satu perjanjian penting dalam sejarah kolonialisme dunia, khususnya bagi Asia Tenggara dan Indonesia. Perjanjian ini ditandatangani pada tahun 1529 antara dua kekuatan maritim terbesar pada masa itu, yaitu Spanyol dan Portugis. Lahirnya perjanjian ini tidak terlepas dari persaingan sengit kedua bangsa Eropa dalam menguasai jalur perdagangan dan sumber rempah-rempah yang sangat berharga di kawasan Maluku.

Meskipun sebelumnya telah ada Perjanjian Tordesillas tahun 1494 yang membagi wilayah penjelajahan dunia antara Spanyol dan Portugis, namun kesepakatan tersebut masih menimbulkan perselisihan, terutama di wilayah Timur. Maluku sebagai pusat rempah-rempah menjadi rebutan kedua negara, sehingga diperlukan perjanjian baru yang lebih spesifik untuk menyelesaikan konflik.

A. Apa latar belakang terjadinya Perjanjian Zaragoza?

Lahirnya Perjanjian Zaragoza (1529) berakar dari persaingan dua kekuatan maritim terbesar pada abad ke-16, yaitu Spanyol dan Portugis. Setelah keberhasilan pelayaran Vasco da Gama (1498) menemukan jalur laut ke India, Portugis segera menguasai perdagangan rempah di Asia. Sementara itu, Spanyol yang berhasil membiayai ekspedisi Columbus (1492) lebih fokus pada wilayah Amerika.

Untuk menghindari konflik, kedua negara sempat membuat Perjanjian Tordesillas (1494) yang membagi dunia di luar Eropa menjadi dua wilayah pengaruh berdasarkan garis demarkasi. Namun, perjanjian tersebut tidak cukup jelas untuk menentukan kepemilikan wilayah di bagian timur bumi, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Masalah mulai muncul ketika Spanyol melalui ekspedisi Magellan (1519–1522) berhasil sampai ke Filipina dan Maluku. Kedatangan Spanyol ke pusat rempah itu memicu konflik langsung dengan Portugis yang lebih dulu hadir di sana. Maluku, sebagai penghasil utama cengkih dan pala yang sangat berharga di pasar Eropa, menjadi titik perselisihan kedua bangsa.

Ketegangan ini mendorong perlunya perundingan baru. Akhirnya, di Kota Zaragoza (Spanyol), dibuatlah perjanjian antara Raja Spanyol Charles V dan Raja Portugis John III. Perjanjian ini bertujuan menegaskan batas kekuasaan kedua negara dan mengakhiri perebutan Maluku secara damai.

B. Apa tujuan utama yang ingin dicapai dari Perjanjian Zaragoza antara Spanyol dan Portugis?

Perjanjian Zaragoza disusun dengan tujuan utama untuk meredakan konflik antara Spanyol dan Portugis terkait perebutan wilayah perdagangan rempah di Asia, khususnya di Kepulauan Maluku. Setelah terjadinya perselisihan akibat kedatangan Spanyol ke wilayah yang sebelumnya dikuasai Portugis, diperlukan sebuah kesepakatan diplomatik agar kedua negara tidak terlibat peperangan yang berlarut-larut. Secara lebih rinci, tujuan dari Perjanjian Zaragoza adalah:

1. Menentukan batas kekuasaan secara jelas

Dengan adanya garis demarkasi baru di wilayah timur, Spanyol dan Portugis memperoleh kepastian wilayah pengaruh masing-masing sehingga tidak lagi tumpang tindih.

2. Menghindari konflik militer dan memperkuat hubungan diplomatik.

Kedua negara menyadari bahwa peperangan akan merugikan keduanya, sehingga perjanjian damai lebih menguntungkan bagi stabilitas politik dan ekonomi.

3. Mengatur monopoli perdagangan rempah.

Portugis ingin mempertahankan kendali penuh atas jalur perdagangan rempah di Maluku, sementara Spanyol memperoleh kompensasi berupa emas sehingga tetap diuntungkan tanpa harus memaksakan kekuasaan di wilayah yang sama.

4. Menjaga keseimbangan kekuatan global.

Perjanjian Zaragoza menjadi upaya untuk menegakkan kesepakatan internasional yang diakui oleh kedua kerajaan, sehingga rivalitas global bisa dikendalikan.

Dengan demikian, tujuan utama perjanjian ini bukan hanya menyelesaikan sengketa Maluku, tetapi juga menciptakan stabilitas politik dan ekonomi yang memungkinkan Spanyol dan Portugis tetap menjadi kekuatan maritim dominan di dunia.

C. Bagaimana isi dan ketentuan utama dalam Perjanjian Zaragoza?

Perjanjian Zaragoza ditandatangani pada tanggal 22 April 1529 oleh Raja Spanyol Charles V dan Raja Portugis John III. Perjanjian ini berfokus pada penyelesaian sengketa wilayah di Kepulauan Maluku dan penetapan garis demarkasi baru di kawasan Asia. Adapun isi pokok dari Perjanjian Zaragoza adalah sebagai berikut:

1. Penetapan Batas Wilayah
  • Spanyol dan Portugis sepakat menarik garis demarkasi baru sejauh 297,5 liga (sekitar 17 derajat bujur timur Maluku).
  • Wilayah sebelah timur garis ini menjadi milik Portugis, sedangkan wilayah sebelah baratnya menjadi area pengaruh Spanyol.
2. Portugis Berkuasa di Maluku
  • Portugis secara resmi diakui sebagai penguasa sah Kepulauan Maluku.
  • Spanyol tidak lagi diperbolehkan mengeklaim atau mendirikan koloni di kawasan tersebut.
3. Kompensasi untuk Spanyol
  • Sebagai imbalan karena melepaskan klaim atas Maluku, Spanyol menerima pembayaran sebesar 350.000 dukat emas dari Portugis.
  • Kompensasi ini dianggap sebagai ganti rugi atas kehilangan hak eksploitasi di kawasan rempah-rempah.
4. Kepastian Jalur Perdagangan
  • Portugis memperoleh hak monopoli penuh atas perdagangan rempah di Maluku.
  • Spanyol diarahkan untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Filipina dan Samudra Pasifik, sehingga tidak lagi bertentangan langsung dengan Portugis.
Dengan isi perjanjian ini, Portugis memperkuat posisinya sebagai penguasa tunggal jalur perdagangan rempah di Asia Tenggara. Sementara itu, Spanyol mengalihkan fokus kolonialnya ke wilayah Filipina yang kemudian menjadi basis utama kekuasaan mereka di Asia.

D. Apa dampak Perjanjian Zaragoza ?

Perjanjian Zaragoza membawa dampak besar, tidak hanya bagi Spanyol dan Portugis, tetapi juga bagi perkembangan sejarah Asia, khususnya Nusantara. Dampak ini dapat dilihat dari berbagai sisi:

1. Dampak bagi Spanyol

  • Spanyol secara resmi melepaskan klaimnya atas Maluku. 
  • Fokus kekuasaan Spanyol beralih ke Filipina, yang kemudian dijadikan pusat koloni di Asia Tenggara. 
  • Meskipun kehilangan Maluku, Spanyol tetap mendapatkan keuntungan dari kompensasi emas Portugis.

2. Dampak bagi Portugis

  • Portugis memperoleh pengakuan resmi sebagai penguasa sah Maluku. 
  • Dengan perjanjian ini, Portugis berhasil memonopoli perdagangan rempah yang sangat menguntungkan di Eropa. 
  • Kekuatan maritim Portugis semakin dominan di jalur perdagangan Asia, meskipun kemudian melemah seiring masuknya Belanda pada abad ke-17.

3. Dampak bagi Nusantara (Maluku dan Sekitarnya)

  • Maluku menjadi pusat kolonial Portugis, sehingga mulai terjadi interaksi budaya, agama, dan ekonomi antara bangsa Eropa dan masyarakat lokal. 
  • Perebutan rempah oleh bangsa Eropa menyebabkan wilayah Nusantara masuk dalam arus kolonialisme global. 
  • Mundurnya Spanyol dari Maluku memberi jalan bagi Portugis, tetapi juga membuka celah bagi Belanda yang kemudian datang dan menggantikan Portugis di awal abad ke-17.

4. Dampak Global

  • Perjanjian ini mempertegas pembagian dunia antara Spanyol dan Portugis sesuai semangat Perjanjian Tordesillas (1494). 
  • Terjadi keseimbangan politik kolonial di Asia Tenggara, meski sifatnya sementara. 
  • Menjadi contoh awal bagaimana diplomasi internasional digunakan untuk mengatur pembagian wilayah kolonial.
Dengan demikian, Perjanjian Zaragoza tidak hanya menyelesaikan konflik antara Spanyol dan Portugis, tetapi juga menjadi titik awal berkembangnya kolonialisme Eropa di Indonesia.

E. Perjanjian Zaragoza dan Kolonialisme di Indonesia

Perjanjian Zaragoza (1529) menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah kolonialisme di Indonesia, khususnya di wilayah timur Nusantara. Dengan perjanjian ini, Portugis mendapatkan legitimasi untuk menguasai Kepulauan Maluku, yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan rempah dunia.

1. Awal Dominasi Portugis di Nusantara

Portugis memperkuat kedudukannya di Maluku melalui jaringan perdagangan, penyebaran agama Katolik, dan hubungan politik dengan penguasa lokal. Dari Maluku, Portugis juga memperluas pengaruhnya ke wilayah lain di Nusantara, meskipun sering menghadapi perlawanan rakyat setempat.

2. Spanyol Berpindah ke Filipina

Dengan kehilangan Maluku, Spanyol kemudian memusatkan perhatiannya pada Filipina. Dari sana, mereka tetap memiliki kontak dengan Nusantara, namun tidak sekuat Portugis. Hal ini menjadikan Portugis sebagai kekuatan kolonial Eropa pertama yang benar-benar mendominasi kawasan Indonesia.

3. Membuka Jalan bagi Bangsa Eropa Lain

Kehadiran Portugis di Maluku setelah Perjanjian Zaragoza memperlihatkan bahwa Nusantara sangat penting bagi bangsa Eropa. Persaingan untuk menguasai perdagangan rempah akhirnya menarik perhatian Belanda dan Inggris. Pada abad ke-17, Belanda berhasil mengusir Portugis dari sebagian besar wilayah Indonesia dan mendirikan kekuasaan kolonial yang lebih terstruktur.

4. Dampak Jangka Panjang bagi Indonesia

Perjanjian Zaragoza menjadi bukti bahwa bangsa Eropa sejak awal melihat Indonesia sebagai wilayah strategis yang layak diperebutkan. Kolonialisme yang diawali Portugis dan disusul Spanyol, kemudian Belanda dan Inggris, meninggalkan jejak panjang dalam sejarah sosial, ekonomi, budaya, dan politik Indonesia.

Dengan demikian, Perjanjian Zaragoza bukan sekadar kesepakatan internasional antara dua kerajaan Eropa, tetapi juga awal mula keterlibatan bangsa Indonesia dalam sejarah kolonialisme global.


Sumber Pustaka
Harkantiningsih, N. (2023). PENGARUH KOLONIAL DI NUSANTARA. KALPATARU, 23(1), 67–80. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2617  M. Adnan Amal. Kepulauan Rempah-Rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 2010.   Gunawan, Rudy. Sejarah Asia Tenggara. Yogyakarta: Ombak, 2010.