Sejarah Revolusi Di Inggris

Revolusi Industri adalah perubahan besar dalam cara manusia memproduksi barang dari kerja tangan dan tenaga hewan menjadi produksi menggunakan mesin-mesin yang digerakkan oleh sumber tenaga baru (misalnya mesin uap). Revolusi ini pertama kali muncul dan memuncak di Inggris pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, lalu menyebar ke Eropa, Amerika Utara, dan bagian lain dunia. Perubahan itu bukan sekadar teknis,  tetapi juga mengubah ekonomi, masyarakat, kota dan politik secara mendasar. 

Secara umum, para sejarawan menempatkan periode “Revolusi Industri pertama” di Inggris antara sekitar pertengahan abad ke-18 hingga awal hingga pertengahan abad ke-19. Rentang yang sering dikutip untuk fase awalnya adalah kira-kira 1760 -1840 (ada variasi kecil menurut penulis, beberapa menyebut 1750 - 1830). Revolusi ini berpusat di Inggris karena kombinasi kondisi ekonomi, sumber daya alam, institusi, dan jaringan perdagangan yang mendukung inovasi dan investasi pabrik

A. Latar Belakang Sejarah Mengapa Revolusi Industri Terjadi di Inggris?

Revolusi Industri tidak muncul begitu saja; ia merupakan produk dari kombinasi faktor struktural dan kebetulan sejarah. Inggris menawarkan kondisi yang relatif unik: kekayaan sumber daya alam (batubara dan bijih besi), jaringan perdagangan maritim yang luas, sistem keuangan dan perbankan yang berkembang, serta stabilitas politik relatif setelah abad ke-17. Di samping itu, proses modernisasi pertanian (Agricultural Revolution) melepaskan tenaga kerja dari sektor pertanian ke kota-kota industri, sementara kapital pedagang dan investor siap menanam modal pada usaha manufaktur.

Beberapa Faktor Pendorong Revolusi Industri Inggris

1. Sumber daya alam dan energi

Cadangan batubara yang melimpah merupakan faktor penting karena memungkinkan penggunaan mesin uap secara luas. Batubara menggantikan kayu sebagai sumber energi besar di pabrik dan tambang, sementara bijih besi mendukung produksi mesin, rel, dan struktur pabrik.

2. Revolusi Pertanian

Perbaikan teknik pertanian (rotasi tanaman, penggunaan pupuk, dan enclosure) meningkatkan produktivitas pangan dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja di ladang. Keadaan ini mendorong migrasi tenaga kerja ke kota-kota industri dan menyediakan pasokan tenaga kerja murah bagi pabrik.

3. Modal, perdagangan, dan kolonialisme

Modal finansial dari pedagang dan investor, ditambah pasar internasional melalui jaringan kolonial, memungkinkan produksi massal terutama tekstil dan penyerapan output industri. Hubungan dengan koloni juga menyediakan bahan mentah murah (mis. kapas) serta pasar bagi produk Inggris.

4. Budaya inovasi dan institusi

Adanya tradisi bengkel, akademi sains, dan forum teknis mempercepat penyebaran penemuan. Sistem hukum yang melindungi hak properti, serta kelembagaan perbankan, memberi insentif bagi inovator dan pengusaha untuk investasi jangka panjang.

B. Hasil Inovasi Teknologi dan Organisasi Produksi

Periode ini ditandai oleh sejumlah inovasi teknis yang saling memperkuat:

  • Mesin tekstil: spinning jenny, water frame, dan spinning mule meningkatkan produktivitas benang dan memicu pusat-pusat pabrik tekstil.
  • Mesin uap: James Watt menyempurnakan mesin uap sehingga efisiensi dan kegunaannya meluas, dari penggerak mesin pabrik hingga lokomotif.
  • Perbaikan produksi besi: teknik peleburan dan penggunaan kokas menurunkan biaya bahan baku untuk mesin dan rel.
  • Transportasi: pembangunan kanal dan rel kereta menurunkan biaya angkut dan memperluas pasar nasional.
  • Organisasi pabrik: pengawasan, pembagian kerja, dan sistem jam kerja menciptakan efisiensi produksi yang belum pernah ada sebelumnya.

C. Dampak Revolusi Industri Di Inggris 

1. Dampak Ekonomi

Revolusi Industri membawa perubahan ekonomi yang luas. Produksi barang meningkat drastis; output manufaktur berkembang, dan pendapatan nasional tumbuh. Sektor jasa baru pun tumbuh, seperti perbankan, asuransi, dan transportasi. Namun transformasi ini juga menciptakan kesenjangan: keuntungan besar mengalir ke pemilik modal sementara banyak pekerja industri menghadapi upah rendah dan kondisi kerja yang buruk.

2. Dampak Sosial

Sisi sosial dari industrialisasi termasuk urbanisasi masif. Desa-desa kehilangan tenaga muda, mereka ke kota-kota industri seperti Manchester dan Birmingham. Perumahan pekerja sering dibangun cepat dan padat, tanpa perencanaan sanitasi memadai. Kondisi ini memicu wabah penyakit, angka kematian tinggi, dan penurunan kualitas hidup bagi sebagian besar kelas pekerja pada fase awal industrialisasi. Anak-anak dan perempuan banyak dipekerjakan karena upah lebih rendah, sehingga isu perlindungan anak menjadi sorotan masyarakat.

a) Perlawanan dan Reformasi

Dalam konteks kondisi kerja yang keras, muncullah berbagai bentuk perlawanan: aksi perusakan mesin (Luddite), pemogokan, dan pembentukan serikat buruh. Seiring waktu, tekanan politik dan moral mendorong reformasi, termasuk Factory Acts yang secara bertahap membatasi jam kerja anak dan memperkenalkan aturan keselamatan kerja. Serikat buruh juga berkembang menjadi aktor penting dalam memperjuangkan hak-hak pekerja.

b) Urbanisasi dan Kesehatan Publik

Kota-kota industri tumbuh sangat cepat, sering kali melebihi kapasitas infrastruktur. Sistem air dan pembuangan yang buruk menyebabkan penyakit menular seperti kolera. Akibatnya, pada paruh kedua abad ke-19, muncul upaya untuk memperbaiki sanitasi publik: pembangunan saluran pembuangan, sistem air bersih, dan regulasi perumahan. Kebijakan-kebijakan ini menjadi bagian penting dari reformasi sosial yang lebih luas.

3. Dampak Politik dan Ideologi

Kondisi ketimpangan sosial membuka ruang bagi perkembangan gagasan politik baru liberalisme ekonomi, sosialisme, dan munculnya kritik terhadap kapitalisme laissez-faire. Tokoh-tokoh seperti Karl Marx menganalisis kontradiksi yang timbul dari hubungan produksi kapitalis. Di sisi lain, negara juga menyesuaikan diri. Campur tangan legislatif, pembentukan regulasi ketenagakerjaan, dan penataan urban menjadi langkah politik penting.

D. Tokoh-Tokoh Revolusi Industri Di Inggris

Fajariah dalam Sejarah Revolusi Industri di Inggris pada Tahun 1760 - 1830 menyebutkan bahwa terjadinya Revolusi Industri ini memunculkan banyak ilmuwan yang menghasilkan penemuan penting untuk zaman sekarang. Adapun tokoh-tokoh Revolusi Industri Inggris adalah:

1. James Watt

Salah satu tokoh Revolusi Industri yang berpengaruh adalah James Watt. Semula, ia tertarik dengan mesin uap yang dibuat oleh Thomas Newcomen. Hal itu mendorongnya untuk melakukan percobaan sampai menciptakan mesin uap dengan menginovasi desain milik Newcomen. Selain itu, James Watt juga berhasil menciptakan fotokopi serta menemukan istilah tenaga kuda.

2. Richard Arkwright

Richard Arkswright juga termasuk salah satu tokoh Revolusi Industri Inggris. Arkwright menjadi pelopor sistem pabrik industri di kawasan Inggris. Dirinya pertama kali membangun pabrik bertenaga air pada 1771.

3. James Hargreaves

Tokoh Revolusi Industri Inggris berikutnya adalah James Hargreaves. Dirinya mengembangkan alat tenun baru menggunakan 8 spindel. Hal ini membuat desainnya semakin kuat usai ditambah dengan kerangka bertenaga air milik Richard Arkwright.

3. Michael Faraday

Michael Darafay adalah penemu motor listrik pertama di dunia pada 1822. Selanjutnya, pada 1831, Faraday kembali menemukan induksi elektromagnetik serta membangun generator listrik pertama. Generator tersebut dinamakan dengan piringan Faraday.

4. Joslah Wedgewood

Tokoh Revolusi Industri berikutnya adalah Joslah Wedgewood. Dirinya dikenal sebagai Bapak Tembikar Inggris usai mengubah perdagangan tembikar menjadi bisnis internasional. Di samping itu, Wedgewood juga termasuk sebagai penemu pemasaran modern.

5. George Stephenson

Tokoh Revolusi Industri selanjutnya adalah George Stephenson. Dirinya merupakan penemu transportasi kereta api di Inggris, sehingga dikenal dengan Bapak Kereta Api. Pada 1821, Stephenson berhasil memulai penggunaan lokomotif uap.

6. Isambard Kingdom Brunel

Tokoh Revolusi Industri lainnya adalah Isambard Kingdom Brunel. Dirinya dikenal dengan karyanya di bidang besi. Hal ini telah dimulainya sejak muda dengan merancang serta membangun Terowongan Thames bersama ayahnya dan merancang Jembatan Gantung Clifton. Setelah itu, pada 1833, Brunel memimpin proyek Great Western Railway dan dilanjut pada 1838, dirinya meluncurkan SS Great Western. 

E. Kesimpulan

Keunggulan produksi Inggris menyebabkan dominasi ekonomi yang lebih luas. Koloni menjadi sumber bahan mentah sekaligus pasar bagi produk industri Inggris. Pola perdagangan ini memberikan keuntungan bagi negara industri sambil menghambat industrialisasi koloni, sehingga menimbulkan ketimpangan global yang strukturnya berlanjut hingga abad-abad berikutnya.

Revolusi Industri di Inggris merupakan fenomena multi-dimensi yang melibatkan teknologi, ekonomi, sosial, dan politik. Lahir dari kombinasi sumber daya alam, modal, inovasi teknologi, dan konteks global. Revolusi Industri mengantarkan dunia pada era modern produksi massal dan urbanisasi. Namun kemajuan itu datang dengan biaya berupa eksploitasi tenaga kerja, ketimpangan, dan kerusakan lingkungan. Tantangan yang kemudian memicu reformasi sosial dan kebijakan publik. Memahami sejarah ini penting agar proses industrialisasi kontemporer dapat dikelola secara lebih adil dan berkelanjutan.


Daftar Pustaka